Selasa, 26 April 2011

PENGARUH FAKTOR FISIKA DALAM BUDIDAYA IKAN


TUGAS LIMNOLOGI
PENGARUH FAKTOR FISIKA DALAM BUDIDAYA IKAN

Disusun Oleh:
Indra Bijaksana             (0910850053)
Jaffry Rahmatullah        (0910850055)
  Lina Citra Rasmi             (0910850056)



 








FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik dilingkungan terkontrol dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan (profit) (Leugeu,2010).
Budidaya ikan meliputi baik usaha dikolam air tawar, maupun tambak air payau. Kegiatanya berupa membudidayakan ikan yang dulunya hidup liar menjadi ikan kultur(piaraan). Pembudidayaan yang pertama kali terhadap ikan sudah dilakukan para kulturis  ikan di zaman lampau, sehingga sekarang tinggal menikmati hasilnya yang sudah jinak dan mau menghasilkan telur. (dan benih) ikan di bawah pengawasan orang dikolam/bentuk usaha membudidayakan ikan ini di sebut dengan budidaya ikan. Ikan merupakan salah satu organisme akuatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan terutama yang diakibatkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. setiap jenis ikan agar dapat hidup dan berkembang biak dengan baik harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dimana ikan itu hidup (Connel, 1987 dalam Siagian, 2009).

1.2     Rumusan Masalah
a.    Apakah faktor fisika dalam budidaya ikan?
b.    Apa saja macam dari faktor fisika dalam budidaya ikan?
c.    Apa yang mempengaruhi dari faktor fisika dalam budidaya ikan?
d.    Bagaimana pengaruhnya terhadap budidaya ikan?

1.3     Maksud dan Tujuan
a.    Untuk mengetahui arti dari faktor fisika dalam budidaya ikan.
b.    Untuk mengetahui macam atau jenis dari faktor fisika yang berpengaruh pada budidaya ikan.   
c.    Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dari faktor fisika dalam budidaya ikan.
d.    Untuk mengetahui pengaruh faktor fisika terhadap budidaya ikan.












BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Faktor Fisika dalam Budidaya Ikan
Parameter fisik dalam kualitas air merupakan parameter yang bersifat fisik, dalam arti dapat dideteksi oleh panca indera manusia yaitu melalui visual, penciuman, peraba dan perasa. Perubahan warna dan peningkatan kekeruhan air dapat diketahui secara visual, sedangkan penciuman dapat mendeteksi adanya perubahan bau pada air serta peraba pada kulit dapat membedakan suhu air, selanjutnya rasa tawar, asin dan lain sebagainya dapat dideteksi oleh lidah (indera perasa). Hasil indikasi dari panca indera ini hanya dapat dijadikan indikasi awal karena bersifat subyektif, bila diperlukan untuk menentukan kondisi tertentu, misal kualitas air tersebut telah menurun atau tidak harus dilakukan analisis pemeriksaan air di laboratorium dengan metode analisis yang telah ditentukan (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005; Effendi, 2003 dalam Irawan, 2009).

2.2 Macam Faktor Fisika
a. Kecerahan
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang utama bagi kehidupan jasad termasuk kehidupan di perairan karena ikut menentukan produktivitas perairan. Intensitas cahaya matahari merupakan faktor abiotik utama yang sangat menentukan laju produktivitas primer perairan, sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis (Boyd,1982 dalam Irawan, 2009).
Kecerahan air penting artinya bagi kehidupan organisme perairan. Kecerahan merupakan ukuran untuk mengetahui daya penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Hasil pengukuran kecerahan pada setiap stasiun pengamatan berkisar antara 63–68 cm, ini berarti perairan Sungai Siak tingkat kecerahannya masih tergolong baik. Tingkat kecerahan yang baik berkisar antara 30–65 cm yang mendukung untuk produktifitas organism akuatik (Boyd dan Licthkoppler, 1979 dalam Suwondo dkk, 2005).
Nilai kecerahan air rata-rata diatas 40 cm, kondisi ini cenderung cukup baik untuk kehidupan ikan. Kandungan materi organik (1,1%) pada stasiun ini merupakan yang terendah dari stasiun lainnya. Proses degradasi oleh mikroba organik semakin rendah, artinya ketersediaan oksigen terlarut cukup untuk keperluan aktivitas metabolisme biota penghuninya, yang memungkinkan kehadiran serta jumlah jenis ikan yang lebih banyak (Yustina, 2001).

b. Suhu
Hardjojo dan Djokosetiyanto (2005) dalam Irawan (2009),  menyatakan bahwa suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembangbiak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air, karena bersama-sama dengan zat/unsure yang terkandung didalamnya akan menentukan massa jenis air, dan bersama-sama dengan tekanan dapat digunakan untuk menentukan densitas air.
Kelarutan berbagai jenis gas di dalam air semua aktivitas biologis dan fisiologis di dalam ekosistem sangatdipengaruhi oleh suhu. Suhu mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen di dalam air, apabila suhu air naik maka kelarutan oksigen di dalam air menurun (Sastrawijaya, 2000 dalam Sinaga, 2009).



c. Kecepatan Arus
Menurut Barus (2001) dalam Irawan dkk (2009) , arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan.
Menurut Husabarat dan Stewart (2008) dalam Suwondo dkk (2005), arus merupakan gerakan air yang sangat luas terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal.

  1. Warna Air
Menurut Marindro (2002) dalam Irawan dkk (2009), kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standart dalam pengelolaan kualitas air adalah seperti di bawah ini:
1.    Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominasi chloropiceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu moralitas yang relatif panjang.
2.    Warna air tampak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominasi diatamoe
3.    Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominasi yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorocyiceae
Warna air merupakan salam satu unsur dari parameter fisika terhadap standar persyaratan kualitas air (Darmayanto, 2009).
Warna air merupakan hasil refleksi kembali dari berbagai panjang gelombang cahaya sejumlah material yang berada dalam air yang tertangkap oleh mata. Material dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS) (Pemuji dan Anthonius, 2010 dalam Suwondo, 2005).

e. Kekeruhan
Perubahan warna dan peningkatan kekeruhan air dapat diketahui secara visual, sedangkan penciuman dapat mendeteksi adanya perubahan bau pada air serta peraba pada kulit dapat membedakan suhu air, selanjutnya rasa tawar, asin dan lain sebagainya dapat dideteksi oleh lidah (indera perasa) (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005; Effendi, 2003 dalam Irawan dkk, 2009).  Kekeruhan merupakan sifat fisik air yang tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesa. Kekeruhan ini disebabkan air mengandung begitu banyak partikel tersuspensi sehingga merubah bentuk tampilan menjadi berwarna dan kotor.
Menurut Nybakken (1992) dalam Siagian (2009),  menyatakan bahwa adanya zat-zat tersuspensi dalam perairan akan menimbulkan kekeruhan pada perairan tersebut dan kekeruhan ini akan mempengaruhi ekologi dalam hal penurunan cahaya yang mencolok.

  1. Kedalaman
Kedalaman perairan dimana proses fotosintesis sama dengan proses respirasi disebut kedalaman kompensasi. Kedalaman kompensasi biasanya terjadi pada saat cahaya di dalam kolom air hanya tinggal 1 % dari seluruh intensitas cahaya yang mengalami penetrasi dipermukaan air.Kedalaman kompensasi sangat dipengaruhi oleh kekeruhan dan keberadaan awan sehingga berfluktuasi secara harian dan musiman (Effendi, 2003 dalam Irawan dkk, 2009).
Cahaya matahari dibutuhkan tumbuhan air (fitoplankton) untuk proses assimilasi. besar nilai penetrasi cahaya ini dapat diidentikkkan dengan kedalaman air yang memungkinkan masih berlangsungnya proses fotosintesis (Nybakken, 1988 dalam Siagian, 2009).


2.3 Faktor yang Mempengaruhi
Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter, nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian seseorang yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah (Effendi, 2003 dalam Irawan dkk, 2009).
Menurut Sinaga (2010), warna air akan berubah menjadi hijau kekuningan, karena intensitas dari warna ini paling baik ditransmisi dalam air sampai ke lapisan dasar. Kondisi optik dalam air selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari , juga dipengaruhi oleh berbagai substrat dan benda yang lain yang terdapat di dalam air, misalnya oleh plankton dan humin yang terlarut dalam air. Vegetasi yang ada disepanjang aliran air juga dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam air, karena tumbuh-tumbuhan tersebut juga mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya matahari (Barus, 2004 dalam Sinaga, 2010).
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi tersebut. Lokasi yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar akibat dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari 3 m dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari dasar jaring (Setiawan, 2010 dalam Siagian, 2009). Kandungan bahan organik menggambarkan tipe dan substrat dan kandungan nutrisi di dalam perairan. Tipe substrat berbeda-beda seperti pasir Lumpur dan tanah liat (Sembiring, 2008).


2.4 Pengaruh terhadap Budidaya Ikan
Dalam Irawan dkk (2009), pengaruh suhu secara tidak langsung dapat menentukan stratifikasi massa air, stratifikasi suhu di suatu perairan ditentukan oleh keadaan cuaca dan sifat setiap perairan seperti pergantian pemanasan dan pengadukan, pemasukan atau pengeluaran air, bentuk dan ukuran suatu perairan. Suhu air yang layak untuk budidaya ikan laut adalah 27 – 32 0C (Mayunar et al., 1995; Sumaryanto et al.,2001). Kenaikan suhu perairan juga menurunkan kelarutan oksigen dalam air, memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas ikan disamping akan menaikkan daya racun suatu polutan terhadap organism perairan (Brown dan Gratzek, 1980). Selanjutnya Kinne (1972) menyatakan bahwa suhu air berkisar antara 35 – 40 0C merupakan suhu kritis bagi kehidupan organism yang dapat menyebabkan kematian.
Menurut Yustina (2001) , kenaikan suhu air yang mencapai 30,80C. Kenaikan suhu air akan menyebabkan kelarutan oksigen rendah (kurang dari 4 ppm). Kondisi tersebut diduga sebagai faktor pembatas beberapa jenis ikan tertentu, terutama jenis ikan dari famili Cyprinidae. Menurut Fathuddin (2010), suhu air juga merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi penggunaan oksigen terlarut dalam air, namun suhu air yang
diperoleh tersebut masih normal dan dalam kisaran suhu yang dapat ditolerir oleh ikan bandeng. Semakin tinggi suhu, maka kelarutan oksigen akan semakin berkurang kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan meningkatnya lalinitas, sehingga kadar oksigen cenderung lebih rendah dari pada kadar oksigen di perairan air tawar.
Menurut Salisbury & Ross (1995) dalam Suwondo (2005),  menyatakan bahwa Kondisi air yang tidak terlalu pekat oleh bahan pencemar. Kondisi ini juga didukung oleh suhu perairan yaitu 29.40C, tingginya suhu pada stasiun ini berpengaruh terhadap penyerapan unsur logam oleh tanaman. Semakin tinggi suhu lingkungan tanaman semakin tinggi penyerapanoleh tanaman, dimana suhu lingkungan akan menyebabkan proses fotosintesis akan meningkat sehingga penyerapan tanaman akan meningkat juga.
Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau atau warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae. Bahkan suatu proses yang sering terjadi pada danau atau kolam yang besar yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi oleh algae yang sangat banyak dinamakan blooming. Biasanya jenis mikroalgae yang berperan didalamnya adalah Anabaena flosaquae dan Microcystis aerugynosa (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
Menurut Asmawi (1986) dalam Irawan dkk (2009), kualitas perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival dan pertumbuhan makhluk-makhluk yang hidup yang baik tumbuh-tumbuhan renik yang mempu berasimilasi. Agar tumbuh-tumbuhan renik dapat berasimilasi air harus:
·         Mempunyai suhu yang optimum untuk mendorong proses hidup
·         Menerima cahaya matahari yang cukup
·         Mengandung gas karbondioksida yang cukup
·         Mengandung mineral-mineral yang cukup
Tingkat kekeruhan air di perairan mempengaruhi tingkat kedalaman pencahayaan matahari semakin keruh suatu badan air maka semakin menghambat sinar matahari masuk kedalam air. Pengaruh tingkat pencahayaan matahari sangat besar pada metabolism makhluk hidup dalam air, jika cahaya matahari yang masuk berkurang maka makhluk hidup dalam air terganggu, khususnya makhluk hidup pada kedalaman air tertentu, demikian pula sebaliknya (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005; Alaerts dan Santika, 1987 dalam Irawan dkk, 2009).

























BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah tentang Pengaruh Faktor Fisika dalam Budidaya Ikan yaitu:
  • Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik dilingkungan terkontrol dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan (profit).
  • Faktor fisika meliputi suhu, kecerahan, kecepatan arus, kedalaman dan kekeruhan.
  • Suhu mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen di dalam air, apabila suhu air naik maka kelarutan oksigen di dalam air menurun.
  • Pengaruh tingkat pencahayaan matahari sangat besar pada metabolisme makhluk hidup dalam air, jika cahaya matahari yang masuk berkurang maka makhluk hidup dalam air terganggu.
  • Kondisi optik dalam air selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari , juga dipengaruhi oleh berbagai substrat dan benda yang lain yang terdapat di dalam air, misalnya oleh plankton dan humin yang terlarut dalam air.
  • Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam budidaya ikan, factor fisika dari perairan di kontrol atau diperhatikan karena akan mempengaruhi fisik dari tempat budidaya yang juga mempengaruhi biota dan organism yang ada di dalamnya.















DAFTAR PUSTAKA
Fathuddin, M.Iqbal Djawad1 dan Liestiaty Fachruddin. 2010. Konsumsi  Oksigen Juvenil Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forskall) Terhadap Air Tercemar Seng (Zn). ISSN: 1411-4674

Irawan. 2009. Faktor-faktor penting dalam proses pembesaran ikan di Fasilitas Nursery dan Pembesaran.http://www.sith.ieb.ac.id.Diakses pada 28 November 2010 pukul 15.00 WIB

Leugeu. 2010. Ruang Lingkup Akuakultur. http://itc.IPB.ac.id/jspus/bristream Diakses 18 Desember 2010 pukul 20.24 WIB

Sembiring.2008.Keanekargaman dan Kelimpahan Ikan  serta keterkaitan dengan faktor fisik kimia di perairan pantai labu.http://respisitory.ac.id.Diakses 18 Desember 2010 pukul 17.16 WIB

Siagian, Cypriana. 2009. Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan serta Keterkaitannya dengan Kualitas Perairan di Danau Toba Balige Sumatra Utara

Sinaga, S. S. 2010. Hubungan Produktivitas Primer. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16119/4/Chapter%20II.pdf Diakses tanggal 19 desember 2010 pukul 11.29 WIB

Sinaga, Tiorense. 2009. Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba Balige Kabupaten Toba Samosir

Suwondo, Yuslim Fauziah, Syafrianti, dan Sri Wariyanti. 2005. Akumulasi Logam Cupprum (Cu) Dan Zincum (Zn) Di Perairan Sungai Siak Dengan Menggunakan Bioakumulator Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
Widiyanti, Ni Luh Putu Manik dan Ni Putu Ristiati. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Vol 3 No 1, April 2004 : 64 – 73. http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%203/Ni%20Putu%20_2.pdf. Diakses 19 DEsember 2010 pukul 11.45 WIB

Yustina. 2001. Keanekaragaman Jenis Ikan Di Sepanjang Perairan Sungai Rangau, Riau Sumatra

2 komentar:

  1. MGM Grand Casino - Mapyro
    MGM 부산광역 출장마사지 Grand Casino Map & Directions. Find your way around the casino, find where everything is located with 광주광역 출장안마 maps, 강원도 출장샵 ratings, 오산 출장마사지 and more. Rating: 2.6 · ‎11 reviews 고양 출장안마 · ‎Price range: $$

    BalasHapus